Halo semuanya, jumpa lagi di petang yang gerah ini dari kota
Jember (Jember sumuk ‘men ternyata). Kali ini, saya akan melanjutkan cerita
pengalaman saya mendaftar beasiswa LPDP. Saya baru ingat, bulan Juli 2015
ketika saya berjibaku mengumpulkan semua syarat pendaftaran LPDP, adalah bulan
Ramadhan, dan juga terdapat hari raya Idul Fitri, yang artinya, hari kerja yang
terasa pendek, melelahkan, dan kepotong libur lebaran. Untungnya, di bulan Juli, suhu kota Malang
berada titik terdinginnya, jadi lumayan ngga kerasa gerah. Bukan cuma
tantangan berpuasa, di bulan Juli terbit Surat Keputusan mutasi yang menetapkan
saya harus pindah kantor ke kota Jember, yang artinya, I need to get all my works done before leaving! Kalau difikir, rasanya super hectic, tapi pada akhirnya
malah ngga terasa karena ritme kerja seperti otomatis menyesuaikan, satu per
satu tanggungan terselesaikan, mungkin juga karena berkah Ramadhan :D. Deadline
pengiriman berkas pendaftaran beasiswa gelombang III LPDP secara online adalah
24 Juli 2015, tapi saya harus, wajib, kudu selesai submit pendafataran paling
lambat tanggal 22 Juli 2015, karena tanggal 23-24 Juli 2015 saya harus ke kantor
baru di Jember untuk registrasi absensi dan lainnya. Server LPDP sempat down
pada hari Lebaran, saya coba berkali-kali tetap error (mungkin servernya juga
lagi cuti lebaran). Puji syukur, alhamdulillah, bekas selesai dikirim dini hari
tanggal 22 Juli 2015. Rasanya kurang tidur karena nyusun dan edit esay itu ngga
gampang! Padahal saya harus nyetir Malang-Jember-Malang keesokan harinya XD.
Oke, cukup paragraph pengantarnya, kita langsung masuk aja
ke tahap-tahap berikutnya setelah saya selesai mengirim berkas pendaftaran LPDP
secara online. Pada tanggal 6 Agustus, ketika itu saya sudah pindah dinas di kota
Jember, saya mendapatkan SMS dari LPDP: “Selamat anda dinyatakan
lulus administrasi…”. Senang sekali rasanya mendengar berita ini, sekaligus
permulaan bagi saya untuk lebih serius mempersiapkan diri di tahap berikutnya.
SMS dari LPDP juga menyebutkan kalau saya diminta mengecek email untuk
informasi lebih lanjut. Nah, lama ditunggu, kok ngga ada email masuk dari LPDP.
Saya telpon ke LPDP (yang mana antrian tunggunya lama banget dan kalau
beruntung, telpon anda akhirnya tersambung oleh petugas :p), untuk konfirmasi kenapa
saya ngga dapat kiriman email, siapa tau email saya salah ketik (harusnya ngga
mungkin salah ketik karena saya melakukan verifikasi akun LPDP lewat email
tersebut). Sampe telpon yang ke 4, baru deh, email mengenai informasi general tahapan seleksi subtantif saya terima di email saya. Dari telpon juga,
saya tau tanggal pelaksanaan seleksi subtantif di kota Surabaya, yaitu 26-28
Agustus. Coba andaikan saya ngga telpon, pasti bakal kelabakan mengetahui
tanggal pelaksanaan tes subtantif. (Padahal, informasi general seleksi
subtantif tersebut juga dipublikasikan LPDP melalui akun media sosialnya, cuma waktu
itu saya belum berlangganan saluran media sosial mereka, hahaha siapa gini yang
bodoh!).
Bulan pertama saya dinas di kantor baru di Jember, saya
belum bisa banyak melakukan pekerjaan saya. Di minggu pertama bulan Agustus,
saya masih pada tahap pengenalan terhadap lingkungan dan job desc baru saya. Di
minggu ke dua bulan Agustus, saya diklat ke kota Malang untuk pelatihan terkait
posisi baru saya. Nah di minggu ketiga bulan Agustus, sekembalinya dari
pelatihan di kota Malang, saya baru mendapatkan email dari LPDP tadi terkait
informasi general seleksi subtantif tadi. Setelah saya baca, ada satu syarat
tambahan yang harus saya buat, yaitu “Surat Keterangan Catatan Kepolisian a.k.a
SKCK” atau personal police records, yang artinya saya harus kembali ke kota
Malang untuk mengurus SKCK saya. Oalah, kok ya ga sekalian emailnya saya terima
pas saya masih di Malang saja biar ngga bolak-balik. Mana buat ngurus SKCK di
Malang, kantor ga berani kasih Surat Tugas dengan alasan urusan SKCK tersebut ga berkaitan langsung
dengan kegiatan kantor, yang artinya saya harus bolos, dan gaji saya dipotong
T_T sedih… mau ambil cuti, cutinya siapa
yang bisa saya ambil? (karena cuti saya sudah habis XD). Akhirnya setelah memohon-mohon,
dari 2 hari bolos saya untuk ngurus SKCK, saya diberi Surat Tugas 1 hari.
Lumayan lah potongan gajinya ga banyak (ketawa tanpa ekspresi). Alhamdulillah
juga, ngurus SKCK nya lancar, karena ngga berbarengan dengan musim pendaftaran
CPNS, dan ngurusnya cukup di eks Polwil Singosari, ga harus jauh-jauh ke Polres
Kepanjen. Lagi-lagi, bapak polisi yang melayani SKCK bilang, “sudah banyak mas
yang ngurus SKCK buat keperluan LPDP juga”. Hahaha, rasanya makin panik dan
gugup. Walah.
Kepulangan saya ke Malang untuk ngurus SKCK juga saya
manfaatkan untuk menemui teman SMA saya, Widy Dinarti. Saya ingin minta
bantuannya, untuk berbagi ide dan saran untuk persiapan wawancara saya, in
English! (yes, she has lived abroad for 4 years in 27 different countries! macam buronan ya dia) Dia
pernah menjadi presiden AIESEC dan aktif di beberapa organisasi Internasional.
Jadi ini merupakan kesempatan baik buat saya, mumpung dia lagi pulang ke
Indonesia. Why in English? Karena kabarnya, pewawancara LPDP sangat mungkin
mewawancarai kita dalam bahasa Inggris, apalagi kalau kita milih beasiswa untuk
program Luar Negeri. Kita ketemuan di suatu kafe di kota Malang, dan percakapan
sok Inggris kita buat melongo mbak waitressnya, hehehe (padahal yang jago cas
cis cus nginggris ya cuma Widy doang sih, saya mah apa atuh!). Satu quote yang
Widy katakan yang paling saya ingat adalah “you can be anything you want. If you
eventually fail, it is either you don’t really want it or God has better plan
for you”. Selain ke Widy, saya juga banyak tanya dan meminta saran ke
teman-teman yang sudah lebih dulu berhasil melalui tahapan-tahapan seleksi
beasiswa, atau meminta saran dari pimpinan, senior, maupun dosen. Setidaknya,
nasehat-nasehat mereka bisa membuat saya merasa lebih tenang. Padahal, dulu
(dulu sekali di tahun 2002) saya pernah menghadapi situasi yang sama, seleksi
wawancara untuk beasiswa Asean Secondary Three Scholarship dan saya berhasil
melaluinya. Entahlah, sekarang rasanya terlalu banyak ketakutan.
Hari Senin di minggu ke empat bulan Agustus, saya kembali ke
kota Jember, sambil menunggu undangan resmi seleksi subtantif LPDP melalui email (email
yang sebelumnya hanya berisi informasi general dan tidak bisa dijadikan dasar
untuk menerbitkan Surat Tugas saya untuk mengikuti seleksi Subtantif). Akhirnya, di
hari senin sore tanggal 24 Agustus, email undangan resmi dari LPDP masuk ke
inbox saya, dan segera saya cetak dan saya berikan ke bagian kepegawaian di
kantor untuk segera dibuatkan Surat Tugasnya. Rentetan urusan-urusan LPDP ini
di waktu yang mepet benar-benar bikin sport jantung dan melelahkan. Akhirnya,
kantor memberikan Surat Tugas untuk tanggal 26-28 Agustus plus tambahan satu hari untuk
perjalanan ke kota Surabaya. Jangan salah sangka ya, Surat Tugas ini ga ada SPD
nya dan biaya terkait perjalanan dinas dan penginapan ga diganti kantor (>,< bokek hehehehe), bener-bener pengorbanan! Di petang harinya, email kedua dari LPDP
masuk ke inbox saya, isinya list seluruh peserta yang akan mengikuti seleksi
subtantif di kota Surabaya (dan jumlah pesertanya 323!) beserta jadwal
lengkap tes subtantif tiap-tiap peserta (tes subtantif terdiri dari: wawancara, essay on
the spot, dan Leaderless Group Discussion/LGD). Widih, ngeri, di Surabaya aja
323 orang, belum di kota-kota lainnya, persaingan benar-benar akan sangat
ketat. Oh iya, setiap orang dapat jadwalnya berbeda-beda, jadi ada yang dapet
giliran wawancara terlebih dahulu, ada yang dapat giliran essay terlebih
dahulu, ada yang dapat LGD terlebih dahulu. Lalu ada juga yang dapat 3 tes tadi
di satu hari yang sama, ada juga yang dapat 3 tes tadi di hari-hari yang
berbeda. Nah, ternyata, saya mendapatkan jadwal di satu hari saja, tanggal 26
Agustus (padahal Surat Tugas sudah jadi dan dibuatkan sampai tanggal 28
Agustus, tapi biarlah anggap saja sebagai balas dendam dan kompensasi saya
terhadap rentetan hari-hari yang hectic hahahaha! Evilly laugh!, lagi pula kan
tidak menyalahi undangan resmi yang memang menyebutkan acara seleksi subtantif
dari tanggal 26-28 Agustus). Adapun urutan tes yang akan saya hadapi di tanggal
26 Agustus adalah essay on the spot di jam 08.20, lalu LGD di jam 09.00, dan
wawancara di jam 14.20.
Sebelum saya berangkat ke Surabaya, saya sempatkan “mapping”
siapa saja peserta-peserta yang satu kloter dengan saya di tes essay, LGD dan
wawancara. Tujuan saya adalah, saya ingin mengetahui latar belakang pendidikan
mereka apakah berasal dari disiplin ilmu yang sama atau tidak. Dari sini, saya
bisa mengira-ngira kita-kita topik yang akan diujikan apakah sifatnya umum atau
spesifik sesuai bidang keilmuan kita. Cerdas kan gue! Hahaha. Selain itu,
persiapan lain yang saya lakukan adalah banyak-banyak baca berita (niatnya
gitu, tapi kenyataannya capek banget ngurusin keperluan LPDP dan kerjaan
kantor, realisasinya adalah: cuma browsing-browsing berita di newsfeed Facebook
dalam perjalanan menuju Surabaya sampe batre hape habis, hahaha menyedihkan).
Saya juga sempatkan baca-baca blog yang berbagi tips menghadapi wawancara LPDP.
50% informasi blog benar-benar membantu, 50% sisanya malah bikin senewen,
hahaha, makin stres. Yang jelas, detik-detik menuju wawancara rasanya capek
banget dan stres, nervous. Satu hal lagi yang pasti, kerjaan kantor saya banyak
yang tertunda T_T, padahal kami dikejar target kinerja ini itu dan pengaruh ke kenaikan grading T_____T, kudu nangis rasane… (minggu depan ada tim monitoring dan evaluasi dari kantor wilayah, dan realisasi kinerjaku masih 0, hahahaha #ketawa stres). Ya
wes, sementara ini dulu cerita yang saya bagi kali ini. Cerita mengenai proses
seleksi subtantif di Surabaya, saya tulis di part berikutnya. Sampai ketemu
lagi di posting berikutnya!